Catatan untuk berbagi

Jumat, 13 Maret 2015

Berhasil Ditengah Keterbatasan


Ini merupakan kisah siswa yang dapat melalui masa-masa sulit dalam proses belajar di SMART Ekselensia Indonesia. Sebut saja siswa ini adalah Ari Maulana, dia adalah siswa asal Pelembang angkatan 4. saat duduk di kelas satu dan dua ari terlihat cukup semangat dalam belajar dan juga melaksanakan kewajiban-kewajibannya baik disekolah dan juga diasrama. Entah mengapa saat di akhir-akhir kelas dua Ari Maulana mengalami penurunan motivasi baik dalam belajar, ibadah dan keterlibatannya dalam kegiatan asrama serta terlihat menjadi anak yang murung.

BERAWAL DARI EJEKAN
Diakhir-akhir duduk dikelas dua atau hampir kenaikan kelas tiga, Ari Maulana sering murung dan terlihat tidak bergairah. Wali asrama Ari Maulana yang saat itu adalah Ustad Sriyono tahu betul bagaimana perubahan yang terjadi didalam diri siswa kesayangannya itu. Ustad Sriyono pun segera menghampiri dan coba mencari tahu penyebab perubahan yang terjadi di diri anak didiknya itu.

Ustad  :Ari kamu sedang ada kegiatan tidak?
Ari       :Engga ustad saya baru pulang sekolah lagi pengen nyantai aja.
Ustad  : O kalo gitu kita ngobrol-ngobrol di ruang kantor asrama yu….!
Ari       : baik Ustad.

Setelah diruang kantor asrama terjadilah pembicaraan tentang banyak hal diantaranya tentang kondisi siswa.

Ustad     : Ari…, Ustad melihat dalam beberapa pekan terakhir kamu kok kelihatan murung dan seolah engga bersemangat, Apakah ada masalah?
Ari          : Engga tau Ustad…..
Ustad     : Kalau pelajaran sekolah gimana, apakah ada yang sulit bagi kamu?
Ari          : Ada ustad, pelajaran matematika saya paling males dan saya juga engga bisa….
Ustad     : Ari…, karena matematika susah dan kamu engga bisa makanya kamu harus pelajari kalo udah bisa kamu engga usah belajar malah harus mengajari teman-temannmu. Bukan begitu ari….?
               (mendengar nasehat Ustad, Ari hanya tersenyum kecil dan mengangguk-anggukan kepala, entah mengerti atau menolak nasehat tersebut. Dan selang beberapa detik Ari pun menambah jawaban)
Ari          : Ustad, saya juga lagi BT dengan teman-teman….
Ustad     : BT kenapa?
Ari          : Habis saya sering diejek sih sama teman-teman, saya dibilang “Gemuk dan Jidat lebar”, saya kan malu ustad… juga kalo saya engga bisa matematika temen-temen sekamar engga ada yang mau ngajarin, BT pokoknya ustad...
Ustad     : O begitu…Ari, Ustad juga faham apa yang kamu rasakan apalagi di ejek dan dijauhi seperti itu… tapi Ari, kamu harus tahu dalam kehidupan di luar, ada kalanya kita dihargai orang lain dan ada kalanya orang mengejek. Kamu harus bisa mengalahkan emosimu. Karena kalau kamu mikirin ejekan terus kamu akan cape dan mengganggu konsentarasimu dalam belajar dan beraktivitas. Dan kamu disini tidak sendiri kan? Ada Ustad diasrama dan disekolah. Insyaallah para ustad dan ustazah sangat menyayangi semua siswa termasuk kamu. Jadi kalau ada unek-unek lagi kamu sampaikan aja kepada ustad dan ustazah ya… insyaallah kita akan membantu kok… 
Ari          : Iya Ustad...
(Waktupun tak terasa sudah sore, saatnya persiapan sholat maghrib.)

MASA-MASA SULITPUN BERLALU
Mungkin ini dampak dari ejekan yang diterima Ari dalam beberapa lama, saat itu masa-masa dimana siswa angkatan 4 akan menghadapi Ujian Nasional.  Sekolah yang begitu peduli akan persiapan UN siswanya menyelenggarakan bimbingan belajar di pagi hari sebelum bel masuk sekolah selama kurang lebih 2 bulan. Di pekan pertama terlihat Ari cukup antusias datang ke sekolah pada kelas bimbel (jam enam pagi). Tapi dipekan berikutnya terlihat motivasinya terkoyak lagi baik untuk ibadah dan juga belajar.

Ustad     : Ari…, ayo bangun persiapan sholat subuh… (Ustad membangunkan untuk yang kesekian kalinya, tapi Ari tetap tidur)
Ari          :zzzzzzzzzzz  (dibangunkan berkali-kali masih engga mau bangun sampai azan dikumandangkan, akhirnya setelah iqomah dikumandangkan tanda sholat dimulai Ustad pun masih menyempatkan diri untuk menghampiri Ari dan berusaha untuk menarik dan membuat tubuh Ari dalam posisi duduk, setelah itu menyuruhnya untuk berwudhu dan kemasjid. Alhamdulillah Ari ke masjid walau masbuq hanya dapat satu rakaat terakhir sholat berjamaah).

Setelah sholat subuh dan seusai zikir pagi, saatnya siswa langsung sarapan dan keasrama untuk melakukan persiapan Bimbel pagi. Tapi Ari tidak seperti siswa lain yang sibuk melakukan persiapan tapi malah tidur, akhirnya Ustad harus membangunkan lagi walaupun sangat sulit untuk bangun. Ustad sebetulnya faham anak ini bukanlah tidur tapi hanya pura-pura tidur, karena menghindari ikut Bimbel, karena saat itu adalah mata pelajaran matematika yang dibencinya. Dan saatnya seluruh siswa kelas 3 SMP berangkat bimbel, Ari pun masih membuat ulah lagi, yaitu main gitar.

Ustad     : Ari….!! Ini waktu bimbel sudah jam 6.15, cepat berangkat kesekolah…! (tapi Ari masih dengan gitarnya). Akhirnya spontan gitar di ambil dan disita dengan paksa.
Ari          : Ustad jangan…., itu gitar teman saya…
Ustad     : Gitar ini harus disita Ari… karena menganggu untuk kamu meraih sukses… Silahkan kamu persiapkan dirimu untuk bimbel, Bimbel untuk kesuksesan kamu Ari….! Bukan kesuksesan orang lain… (Ustad akhirnya meninggalkan Ari dan tetap menyita gitarnya)

Ari pun terdiam dan entah apa yang lakukannya sekejap saja siswa tersebut sudah tidak ada dikamar padahal seingat Ustad setelah beberapa waktu dikamar belum terlintas Ari keluar dari asrama. Tapi setelah dicek ternyata Ari sudah berangkat ke sekolah tapi tidak menuju kelas Bimbel alias duduk-duduk disekitar sekolah.

Disore harinya Ari dipanggil oleh Ustad untuk dialog tentang kejadian tadi pagi.
Ustad     : Ari…,  kamu tahu engga kenapa sekolah mengadakan Bimbel?
Ari          : Engga tahu ustad… (Ari menjawab tapi sangat terlihat Ari sangat males untuk membahas kejadian tadi pagi).
Ustad     : Ari…, Ustad yakin kamu pasti tahu tujuannya… biar kita lebih siap dalam mengikuti UN nanti…. Kamu mau lulus kan…?
Ari          : Iya sih…
Ustad     : tapi kenapa kamu kok beberapa kali engga ikut bimbel…? Kamu tahu engga diluar siswa yang akan UN ikut bimbel harus bayar mahal, sementara kamu ikut bimbel gratis…. Kamu engga sayang dengan kesempatan ini…? Kamu harus berfikir dari sekarang sebelum menyesal nanti….
Ari          : tapi saya males ustad…
Ustad     : apa yang membuat kamu males…?
Ari          : pusing dan engga konsen….
Ustad     : Ari…! Ini perjuangan… lebih baik kamu pusing sekarang, tapi nanti tersenyum saat mengerjakan soal-soal UN…. Cobalah kamu mulai merubah sikapmu dari sekarang? Ingat kamu harus lakukan yang terbaik agar orang tuamu bangga kepada mu….? Mau kan Ari…..?
Ari          : Iya Ustad. Insyaallah….

Ari pun terlihat memahami nasehat yang diberikan Ustad, dan hari-hari berikutnya Ari sudah mau ikuti Bimbel walaupun masih terkadang terlambat dan Alhamdulillah siswa lulus UN.

MEMULAI MASA PENDAKIAN
Saat itu Ari baru saja duduk dikelas 5 atau kelas 3 SMA, ternyata beberapa kali mengalami penurunan motivasi kini terulang lagi. Kini motivasi ibadah yang sangat menurun dan beberapa pelanggaran. sehingga mengakibatkan Ari kena konsekwensi yang berat seperti dicabut uang saku sampai lulus, dicabut izin keluar sampai lulus dan dibotak bahkan orangtuanya sempat dipanggil untuk menandatangani perjanjian baru agar siswa mentaati semua peraturan sekolah, serta membantu memberi motivasi kepada Ari, agar kembali semanggat dalam mengarungi sisa perjuangan di SMART EI ini.

Tepatnya sehari setelah pemanggilan orang tuanya,Ustad pun menghampiri Ari.
Ustad     : Ari, kamu memperhatikan engga wajah ayahmu yang terlihat sangat lelah setelah meakukan perjalanan yang begitu jauh dari Palembang, bukan untuk menyaksikan prestasi kamu yang membanggakan tapi hanya menyaksikan kabar buruk yaitu anak kesayangannya disidang karena beberapa pelanggaran?
Ari          :iya ustad, saya juga merasa bersalah… (sambil terlihat matanya berkaca-kaca).
Ustad     : Ustad bersyukur kamu sudah menyadarinya. Ustad hanya ingin kamu berjanji dalam dirimu agar nanti bulan Juni saat wisuda kamu dapat mengubah raut wajah ayahmu yang kuyu karena lelah dalam perjalanan jauh dengan senyum bahagia karena kamu lulus dan diwisuda ya… 
Ari          : Oke Ustad. Saya berjanji nanti bulan Juni saat wisudaan ayah saya tersenyum. Ustad doakan saya terus ya ustad….
Ustad     : Insyaallah, tapi kamu juga harus selalu berdoa dan bersungguh-sungguh dalam belajar ya… juga jaga sikapmu.
Ari          : Baik Ustad… Insyaallah saya sukses…
Ustad     : Amiin…


DETIK-DETIK TERAKHIR UN DAN SNMPTN
Setelah usaha dan doa yang sungguh-sungguh, akhirnya atas izin Allah Ari pun lulus UN dan pada bulan Juni Ari di wisuda. Ayahnya juga terlihat sangat terharu dan dengan kamera digital yang dibawanya ayahnya begitu bahagia memfoto anaknya berkali-kali yang sudah diwisuda. Kali ini Ari benar-benar membalas kesedihan dan kekecewaan ayahnya beberapa bulan yang lalu dengan senyum bahagia.

Beberapa hari lagi SNMPTN pun akan menjelang, tepatnya 7 hari lagi. Seperti siswa lain, Ari pun melakukan persiapan. Tidak cuma belajar yang bersungguh-sungguh yang dia siapkan, tapi doapun mulai dia panjatkan dengan khusu, itu sering dilihat oleh ustad dalam bulan terakhir ini, dan Ustad sering memergoki Ari melakukan sholat tahajjud dan berdoa dengan khusu saat Ustad akan membangunkan siswa lain untuk persiapan sholat subuh.

Dua hari sebelum SNMPTN seluruh siswa dikumpulkan untuk motivasi terakhir, dan beberapa ustad juga menyarankan untuk lebih serius belajar, berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah. Dan telihat dari wajah Ari yang optimis akan sukses mendapatkan perguruan tinggi yang ditujunya. Dan tepat saat pengumuman dengan rasa dak dig duk Ari pun mencari informasi dari web site tentang kelulusan SNMPTN. Dan dengan terkejut bercampur bahagia nama Ari Maulana terpampang dan diterima di UNDIP Fakultas Hukum. Dengan rasa penuh bahagia Ari pun melepas seluruh kebahagiaannya dengan sujud syukur, ini adalah saat-saat yang selama ini merupakan harapan yang dipanjatkan dalam doa-doanya. Dan ternyata Allah telah mengabulkannya…. Subhanallah.

Semoga Ari Maulana dapat mencapai cita-citanya menjadi ahli hukum yang berakhlaq karimah dimasa mendatang…..  amiin…

Ditulis oleh Sriyono, S.Kom

0 komentar:

Posting Komentar